Penjualan Telur Ayam Jelang Akhir Tahun 2021
Strategi penjualan telur menjelang akhir tahun 2021 ini harus dilakukan dengan tepat. Mengingat harga telur selama 8 bulan pada tahun 2021 kurang memberikan hasil yang memuaskan peternak.
Apalgi anjlognya harga telur sampai jauh dibawah harga pokok (sekitar 14.000an) di bulan Agustus (Suro) begitu memukul peternak. Belum lagi harga bahan baku yang masih tinggi dan langka.
Info terakhir jagung sudah 5900-6000, katul 4500, itupun dengan catatan barang langka. Sehingga harga pakan pun sudah menyentuh harga Rp. 6.500-6.600.
Semestinya ini harus menjadi pelajaran yang akan selalu diingat oleh peternak untuk tidak hanya mengeluh. Tapi segera mengambil tidakan strategis mengamankan usahanya. Karena keluhan peternak selama ini hanya menjadi harapan kosong, yang tidak pernah bisa menolong.
Pasar Telur di Indonesia Masih Dipengaruhi Bulan Jawa dan Hari Besar Keagamaan

Grafik harga telur dan afkir tahun 2021 (sumber Pinsar Petelur)

Grafik harga telur harian bulan Agustus 2021 (sumber Pinsar)
Data grafik diatas menunjukkan pengaruh bulan Jawa dan hari besar keagamaan terhadap harga telur. Adanya pengaruh PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) tetap tidak bisa diabaikan. Sehingga pengaruh keduanya dalam periode yang sama menyebabkan pengaruh yang lebih menekan harga telur.
Baca juga Strategi Penjualan Telur Jelang Bulan Suro dan Prospek Telur Ayam Semester 2 Tahun 2021, Check It Out!
Strategi Penjualan Telur 4 Bulan ke Depan
Waktu 4 bulan bukan waktu yang lama. Tapi sangat krusial untuk peternak melakukan strategi penjualan telur 4 bulan ke depan. Atau setidaknya mengamankan usaha sendiri dari gejolak harga.
Untuk mengambil kesempatan dalam kondisi sulit seperti saat ini, dibutuhkan analisa dan evaluasi yang jeli terhadap faktor-faktor yang menguntungkan maupun yang merugikan.
Ada Empat Faktor yang Bisa Berpengaruh Negatif Terhadap Penjualan Telur 4 Bulan ke Depan
- Harga telur yang terlalu rendah pada bulan Agustus 2021 (adanya bulan Suro dan PPKM). Secara psikologi, harga yang terlalu rendah tentu akan mempengaruhi daya jual peternak. Telur menumpuk, stock bahan pakan kosong, cash flow pincang tentu membuat peternak panik dan pasrah melepas produksi telur nya dengan harga berapapun.
Pengaruh psikologis inilah yang mempengaruhi harga telur untuk sulit naik. - Bulan September yang masuk dalam periode bulan Sapar (8 September – 6 Oktober 2021), dimana tidak ada hal istimewa yang bisa meningkatkan permintaan telur non-organik. Sehingga serapan telur lebih mengandalkan permintaan organik (kebutuhan rumah tangga sehari-hari).
- Saling curiga dan curi harga karena takut pasar direbut peternak lain. Faktor saling tidak percaya seperti ini harus dihilangkan. Peternak harus saling percaya agar tidak mudah ditekan dalam transaksi.
- Walaupun pandemi Covid-19 cenderung mereda, namun berkaca pada waktu-waktu yang lalu, keadaan bisa berubah secara tiba-tiba. Jika terjadi peningkatan pandemi yang disertai oleh PPKM level tinggi (level 4), ini pasti akan sangat memukul permintaan telur non-organik.
Tiga Faktor yang mampu menaikkan permintaan telur
Penjualan telur yang pada sisa 4 bulan terakhir tahun 2021, masih mempunyai momentum yang cukup kuat untuk mendapatkan harga yang bagus.
- Bulan Mulud (7 Oktober – 5 November 2021) merupakan bulan yang istimewa bagi umat Islam. Akan cukup banyak kegiatan (acara keramaian) dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan ini diyakini akan dapat meningkatkan permintaan telur non-organik secara signifikan. Pada bulan baik inilah masyarakat akan mulai banyak melaksanakan hajatan pernikahan.
- Perayaan Natal dan Tahun Baru pada akhir Desember 2021. Hampir dapat dipastikan pula, bahwa momen keagamaan ini juga akan meningkatkan permintaan telur non-oraganik. Sehingga saat mejelang Natal dan Tahun Baru harga telur bisa naik secara signifikan.
- Pandemi yang mulai mereda pada awal September 2021, tentu sangat menguntungkan bagi kegiatan masyarakat. Walau kondisi dapat memburuk tiba-tiba, namun diperkirkan PPKM yang ketat pada bulan Juli dan Agustus akan membuat masyarakat terbiasa lebih disiplin terhadap prokes. Sehingga, kemungkinannya cukup kecil untuk kemungkinan terjadinya peningkatan wabah pandemi sampai akhir tahun 2021.
Prediksi Harga Telur
Kita coba melakukan prediksi bagaimana perkembangan harga telur setelah bulan Suro yang akan berakhir pada 7 September 2021. Dengan demikian, pada tanggal 8 kita sudah memasuki bulan Sapar. Selanjutnya kita memasuk bulan Mulud mulai 7 Oktober sampai 5 November 2021. Lalu memasuki bulan Bakda Mulud pada 6 November sampai 4 Desember 2021.
Selain memperhitungkan bulan-bulan Jawa, kita tentunya tidak boleh melupakan tentang pandemi Covid-19.
Bulan Sapar (September)
Tidak ada kegiatan keagamaan ataupun budaya yang menonjol pada bulan ini. Sehingga bulan sapar kurang berperan untuk meningkatkan permintaan telur non-organik.
Namun satu hal yang tidak bisa diabaikan, adalah pada bulan September 2021 ini PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), level nya sudah diturunkan menjadi level 2 dan 3 di banyak kabupaten dan kota. Seiring dengan berakhirnya bulan Suro pada tanggal 7 September ini, kegiatan masyarakat diprediksi akan mulai meningkat. Tempat-tempat wisata, hiburan dan mall-mall mulai banyak yang dibuka walau masih terbatas.
Dengan demikian, berakhirnya bulan Sura (bulan prihatin/tirakat) yang bertepatan dengan turunnya level PPKM di pastikan akan meningkatkan permintaan telur organik maupun non-organik. Walaupun peningkatan permintaan tidak terlalu tinggi, tapi hal ini akan menyebabkan harga telur akan ada kenaikan. Apalagi selama bulan Sura banyak terjadi obral afkir akibat hancurnya harga telur, sehingga akan sedikit menurunkan populasi (supply telur).
Bulan Mulud (Oktober)
Bulan Mulud merupakan bulan yang cukup menjanjikan bagi peternak petelur. Kegiatan masyarakat pada bulan ini meningkat. Kegiatan keagamaan seperti perayaan Maulid Nabi Muhammad akan meningkatkan permintaan telur. Pada bulan Mulud yang dianggap bulan baik ini, masyarakat mulai banyak mengadakan hajatan pesta pernikahan melibatkan banyak orang, terutama di desa-desa. Ini tentu saja akan meningkatkan permintaan non-organik terhadap telur.
Jika bulan Oktober 2021 pandemi Covid-19 dapat ditekan, dan level PPKM tidak naik lagi, atau bahkan turun. Maka diprediksi harga telur akan naik cukup tinggi melebihi bulan Sapar.
Bakda Mulud (November)
Masih cukup banyak masyarakat yang mengadakan hajatan pada bulan ini, namun tidak sebanyak bulan Mulud.
Pada bulan ini PPKM masih menjadi salah satu faktor yang cukup mempengaruhi permintaan non-organik terhadap telur. Jika kondisi pandemi tidak menunjukkan peningkatan, harga telur masih akan menguntungkan peternak.
Penjualan Telur Bulan Desember 2021
Pengaruh bulan jawa Jumadil Awal hampir tidak berpangaruh pada pergerakan harga telur. Tapi, justru bulan Desember lah yang akan banyak mempengaruhi harga telur.
Perayaan Natal dan menyambut Tahun Baru masehi akan mulai terasa pada minggu awal bulan ini. Ditambah lagi dengan permintaan telur dari luar pulau menjelang Natal dan Tahun Baru.
Jika PPKM tidak meningkat pada level 4 dan peternak menjalankan strategi afkir saat bulan Mulud, diperkirakan pertengahan bulan Desember 2021 harga telur bisa bergerak menuju salah satu harga terbaik tahun ini.
Strategi untuk Mengantisipasi dan Perkuat Harga Telur
Setelah banyak prihatin selama semester ke 2 tahun 2021, mestinya kita banyak belajar untuk memperbaiki keadaan pada tahun 2022. Peternak harus mendapatkan harga yang terbaik menjelang lebaran Idul Fitri sebagai target pada semester 1 tahun 2022.
Bulan Mulud dan bulan Desember merupakan saat-saat terbaik dalam mengatisipasi dan mempersiapkan harga terbaik untuk tahun 2022. Sekali lagi, strategi afkir akan sangat penting bagi stabilnya harga telur.
Tujuan Strategi Afkir
- Strategi afkir bertujuan untuk mengurangi resiko. Yaitu masih ada ayam tua pada saat diperkirakan harga telur rendah. Untuk itu, kita perlu menghitung berapa harga paling rendah yang masih menguntungkan bagi ayam tua. Karena perhitungan untung rugi di masing-masing peternak tentu sangat berbeda.
- Afkir ayam tua bersama pada saat yang tepat, tentu akan sangat berpengaruh pada populasi ayam produksi. Selanjutnya tentu akan berpengaruh mengurangi supply telur pada saat ingin mendapat harga tinggi yang diharapkan.
- Mendapatkan keuntungan ekstra dari harga ayam afkir jika dilakukan pada saat yang tepat.
- Lakukan afkir pada saat harga telur tinggi, karena pada saat ini harga afkir biasanya juga mengikuti kenaikan harga telur. Mendapatkan harga afkir yang tinggi, merupakan keuntungan besar, yang sulit ditebus dari penjualan telur ayam tua tersebut jika terlambat afkir.
Baca perhitungannya di Harga Ayam Afkir Petelur Yang Menguntungkan Bisa Diprediksi - Mengafkir secara bersamaan pada saat yang tepat (harga telur tinggi), akan lebih memperkuat harga dan memperkuat daya jual peternak beberapa bulan kedepan.
Waktu Afkir Terbaik
- Saat bulan Mulud terutama mulai pertengan bulan. Saat ini kenaikan harga mulai stabil dan harga ayam afkir juga sudah tinggi. Afkir dibulan Mulud ini akan sangat berpengaruh pada kestabilan harga sampai bulan Desember. Karena adanya pengurangan populasi.
Perlu diingat, pada bulan Bakda Mulud (November), harga masih bisa bergerak turun. Jika terjadi penurunan harga telur pada bulan November, akan sangat besar pengaruhnya pada daya jual peternak di bulan Desember. - Afkir pada Bulan Desember menjelang Natal dan Tahun Baru, adalah saat baik juga untuk mendapatkan harga afkir yang bagus. Di luar itu, afkir besar-besaran saat bulan Desember akan sangat berpengaruh pada harga telur diawal tahun 2022. Dan strategi lain bisa di terapkan untuk mendapatkan harga terbaik saat menjelang dan sesudah Lebaran Idul Fitri tahun depan.
Perlu menjadi perhatian juga bagi peternak. Perayaan Natal dan terutama Tahun Baru (libur panjang) yang berdekatan, bisa berdmapak pada peningkatan pandemi Covid-19 pada pertengan Januari 2022.
Semoga bermanfaat dan bisa menjadikan diskusi bersama.
Sidoarjo, 10 September 2021.