Bulan Suro Sangat Memukul Peternak Ayam Petelur
Memelihara ayam petelur mempunyai seni tersendiri. Karena waktu pemeliharaan yang lama, dengan setidaknya ada 4 periode (Starter, Grower, Pre-Layer dan Layer) sehingga sangat banyak dinamika yang terjadi.
Selain dinamika teknis peternakan, dinamika harga maupun kebijakan-kebijakan yang ada, membuat peternak harus memiliki strategi tepat untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam kondisi apapun.
Mengevaluasi hancurnya harga telur selama bulan Suro (8 Agustus – 9 September 2021), saya tergelitik untuk membahas pemeliharaan ayam petelur sampai diatas umur 90 minggu. Karena terbayang besarnya kerugian jika saat bulan Sura, dikandang masih ada ayam berusia diatas 90 minggu. Apalagi ketika bulan Suro berakhir, pada bulan Sapar (diprediksi sulit untuk mendapat harga yang baik), ternyata kondisinya tidak kalah buruknya dari bulan Suro.
Memelihara ayam petelur sampai umur lebih dari 90 minggu, sudah dilakukan hampir semua peternak hampir 10 tahun belakangan ini. Apalagi peternak-peternak yang mempunyai pulllet kualitas prima (akan dibahas pada artikel berikutnya).
Dengan pemeliharaan yang tepat pada periode layer, pullet prima akan berproduksi tinggi dengan biaya yang effesien. Sehingga peternak akan merasa sayang jika harus segera mengafkir ayamnya sebelum umur 90 minggu.
Keuntungan Memelihara Ayam Petelur Sampai Umur Lebih Dari 90 Minggu
- Peremajaan lebih molor sehingga putaran pertahunnya lebih sedikit.
Mengurangi putaran peremajaan, artinya mengurangi biaya pembelian DOC dan tentunya mengurangi putaran periode pemeliharaan/pembelian pullet. Hal ini mengurangi pula beban biaya yang harus dibayar ayam produksi untuk pemeliharaan pullet.Perlu diingat, pemeliharaan/pembelian pullet juga memerlukan biaya persiapan kandang dan waktu istirahat kandang. - Memperpanjang umur produksi, akan menyebabkan penyusutan nilai ayam yang siap bertelur menjadi lebih kecil. Kalau sebelumnya penyusutan dihitung atas afkir 85 mingggu, kali ini andai diafkir umur 95 minggu. Faktor pembaginya bertambah 10 minggu, sehingga ada pengurangan penyusutan yang cukup berarti tentunya. Jika saja harga pullet (siap bertelur) umur 20 minggu sekitar 90.000 rupiah. Maka penyusutan untuk pemeliharaan 85 minggu adalah 90.000/(85-20) = 90.000/65 = 1.384,6 rupiah/perekor/minggu. Sementara jika memelihara sampai umur 95 minggu, penyusutannya adalah 90.000/(95-20) = 90.000/75 = 1200 rupiah/ekor/minggu.Ada selisih penyusutan 1.384,6 – 1.200 = 384,6 => 385 rupiah/ekor/minggu. Sehingga akan bisa mengurangi sedikit harga pokok telur.
Resiko Memelihara Ayam Petelur Lebih Dari 90 Minggu
- Ada peningkatan populasi regional maupun nasional, yang kadang bisa tidak terkontrol. Kenaikan populasi tentu berkaitan dengan produksi dan pemasaran.Jangan lupa, hancurnya harga telur secara tiba-tiba diakhir tahun 2020, banyak terkait dengan naiknya populasi (terutama ayam tua). Baca juga Afkir Ayam Petelur Perlu Strategi yang Tepat
- Hal yang perlu diingat, bahwa ayam yang berumur diatas 90 minggu produktifitasnya sudah menurun cukup jauh. Sehingga afkir ayam petelur diatas umur 90 minggu mempunyai resiko tinggi, terutama jika harga melorot diluar prediksi. Apalagi jika peternak tidak memprediksi harga telur yang diproduksinya.
- Hal lain yang harus diperhatikan pada ayam berumur diatas 90 minggu adalah tingginya kematian. Karena, pada umur diatas 80 minggu, produksinya menurun cukup jauh sementara konsumsi pakannya cenderung meningkat. Sehingga terjadi perlemakan yang sangat riskan menimbulkan kematian, terutama pada musim kemarau dengan panas yang tinggi pada siang hari.Kematian seperti ini (heat stroke) sering terjadi diiklim tropis seperti Indonesia. Mungkin hal ini tidak terlalu berarti bagi peternak yang mempunyai managemen bagus dan mampu mengatur formulasi pakannya.
Performan Ayam Umur Lebih Dari 90 Minggu
Performan Real Sampai Umur 95 Minggu
Mengantisipasi Harga Telur Anjlog Pada Saat Peternak Mempunyai Ayam Berumur Lebih Dari 90 Minggu
- Pastikan batas akhir umur pemeliharaan (afkir). Dengan kepastian ini, peternak sudah bisa memesan DOC jauh hari sebelumnya, sehingga replacement (peremajaan ayam) tidak tertunda-tunda.
Apalagi jika DOC sedang langka dan harganya sangat mahal.Dengan memastikan peremajaan, berarti peternak memastikan perputaran bisnis ayam petelurnya aman dan berkesinambungan.
Memundurkan afkir diatas umur yang sudah ditentukan mungkin bisa dilakukan, tapi itu sangat tidak disarankan. Karena secara teknis akan mengganggu persiapan kandang (waktu persiapan jadi lebih pendek) dan akan sangat riskan jika harga telur tiba-tiba turun. Karena akan berefek pada kelancaran afkir dan harga afkir yang didapat.
Memajukan afkir beberapa minggu, apalagi dengan pertimbangan harga afkir tinggi lebih disarankan. Hal ini akan lebih baik dari sisi teknis (persiapan lebih lama) dan pemasukan dari hasil afkir yang lebih optimal. - Harus benar-benar mengikuti perkembangan harga telur dan afkir. Mengikuti secara seksama dan memahami terbentuknya pola harga terutama yang berkaitan dengan hari-hari besar keagamaan serta tradisi budaya.
Fenomena ini tentu akan memudahkan peternak untuk memprediksi harga kedepannya, lalu mengatur strateginya. - Mulailah memprediksi harga telur berdasarkan pengalaman dan pengamatan terhadap hal-hal yang mempengaruhi terbentuknya harga. Dengan sering memprediksi harga berdasarkan harga yang terjadi tahun-tahun sebelumnya dan mendiskusikannya dengan kebijakan pemerintah, niscaya prediksi-prediksi akan semakin mendekati kesamaan.
Jangan pernah takut memprediksi, jika pun berbeda, ini akan akan menjadi catatan untuk tahun-tahun berikutnya.
Keuntungan Apa yang Didapat dari Produktifitas Ayam Umur Lebih Dari 90 Minggu ?
Hal yang penting untuk di perhatikan adalah berapa harga pokok telur ayam tua yang masih dipelihara dan bagaimana prospek harga beberapa minggu kedepannya.
Jangan mengabaikan faktor ini, karena ayam berumur diatas 90 minggu sudah kurang produktif dan biayanya tinggi. Ayam petelur berumur lebih dari 90 minggu FCR (feed corvertion ratio) sudah diatas 2,3.
Memelihara ayam sampai umur diatas 90 minggu bisa menambah pemasukan. Tapi hal ini baru dirasakan menguntungkan pada saat harga telur tinggi, karena biaya produksi ayam tua lebih besar. Sementara penurunan telur akan sangat berpengaruh pada ayam tua. Sementara mengafkir ayam tua tidaklah gampang pada saat harga telur turun (biasanya akan diikuti dengan turunnya harga ayam afkiran).
Memelihara ayam sampai diatas umur 90 minggu tetap masih bisa menguntungkan, tapi dengan resiko yang cukup tinggi. Karena perlu diingat, harga bagus saat ini maksimal hanya biasanya berlangsung antara 4-6 minggu. Harga bagus diatas 6 sangat luar biasa. Sehingga peternak harus waspada jika masih memiliki ayam umur diatas 90 minggu.
Jalan terbaik adalah : Tetap mendapatkan keuntungan (dengan masih memelihara ayam petelur umur lebih dari 90 minggu), sambil menunggu momen harga afkir terbaik. Dan harga ayam afkir terbaik itu adalah pada saat harga telur juga terbaik (mahal).
Menjual afkir pada saat harga telur murah (harga afkir juga auto murah) bukanlah strategi, tapi kepepet. Menjual afkir saat harga telur tinggi (terukur) baru disebut strategi.
Selamat mencoba, perhitungan untung ruginya (potentily lossed) sudah ada di artikel sebelumnya Harga Ayam Afkir Petelur Yang Menguntungkan Bisa Diprediksi