Strategi penjualan telur
Strategi penjualan telur sangat penting dipahami, tidak saja untuk mendapat kan harga yang terbaik. Tetapi juga untuk menghindari harga terlalu rendah disaat HPP kita tinggi (banyak ayam tua yang produktifitasnya kurang ekonomis).
Dalam sebuah peternakan, tidak saja harus mengetahui talalaksana (management produksi), management personalia, tapi juga sisi tataniaga (marketing). Karena dalam marketing, kita tidak saja berkreasi dalam penjualan telur. Tapi juga kreatif dalam mensingkronkan prediksi yang akan datang dengan kondisi farm yang menyangkut produksi dan produktifitas.
Prediksi harga rendah pada bulan Suro
Seperti yang sudah diprediksi sebelumnya, bahwa bagusnya harga pada bulan Besar (periode 11 Juli 2021 – 8 Juli 2021) akan sangat strategis pengaruhnya untuk mengantisipasi prediksi rendahnya harga telur (karena permintaan rendah) selama bulan Suro (periode 9 Agustus 2021 – 30 Juli 2021).
Jika antisipasi tidak dilakukan sebelum datangnya bulan Suro, maka beban produksi selama bulan Suro (akibat rendahnya harga dan rendahnya produktifitas) akan bisa membuat farm mengalami kerugian yang lebih besar. Apalagi setelah Suro masih ada bulan Sapar, yang diperkirakan kurang memiliki potensi permintaan yang cukup kuat untuk menaikkan harga telur.
Maka dari itu, strategi yang tepat harus dibuat pada bulan Besar ini (dimana harga telur sedang bagus), agar semua tidak terlambat.

Grafik realisasi harga telu mingguan tahun 2021 (sumber Pinsar Petelur)
Realisasi yang terjadi pada bulan Besar
Seperti yang ada di Harga Telur dan Afkir Harian dan Mingguan Tahun 2021 sebelumnya. Terlihat harga yang terjadi memang ada kenaikan yang signifikan. Tapi sampai memasuki minggu ke 3 bulan Besar, harga yang tebentuk masih terkesan belum mencapai harga yang diharapkan dan belum stabil. Bahkan tanggal 26 Juli 2021, terlihat ada gejala penurunan harga harian yang cukup signifikan dan cukup mengkhawatirkan (turun dari harga 21.200 menjadi 20.800 rupiah).
Harga yang seperti ini, biasanya terbentuk pada titik keseimbangan (equilibrium), sehingga usaha untuk menaikkan harga lebh tinggi lagi terbentur pada permintaan dan daya beli yang sudah maksimal. Padahal harga yang terjadi belum mencapai harga ideal yang diharapkan peternak, sekitar 22.000 rupiah.

Grafik harga telur bulan Juli 2021 (sumber Pinsar Petelur)

Grafik harga telur mingguan tahun 2021 (sumber Pinsar Petelur)
Terbentuknya harga tidak stabil yang terjadi bulan Juli 2021 ini (minggu ke 3 bulan Besar), dapat dikatakan supply (berkaitan dengan produksi/populasi ayam) seimbang pada bulan Besar. Tetapi tentunya produksi ini sangat tidak menguntungkan untuk bulan Suro yang akan datang. Karena permintaan pasar diperkirakan akan jauh menurun.
Strategi penjualan telur dalam bulan Besar
Promosi yang diharapkan untuk mengkonsumsi telur yang mestinya secara masif dilakukan karena sangat sesuai dengan saat pandemi seperti sekarang, ternyata tidak terdengar.
Harga telur terbentuk jelas lebih banyak karena adanya kenaikan permintaan non-organik. Yaitu adanya kegiatan upacara pernikahan yang jumlahnya sangat terbatas akibat pandemi. Sementara kenaikan permintaan organik telur tidak terlalu banyak penambahan sejak pandemi Covid19. Padahal dengan kualitas gizi telur yang sangat bagus, mestinya potensi kenaikan permintaan organik dari rumah tangga cukup tinggi. Apalagi gelombang ke 2 pandemi Covid-19 justru lebih besar tingkat penyebarannya dibanding gelombang pertama.
Sayang sekali memang, ternyata momen yang begitu berat dan langka ini ini justru diambil oleh susu beruang (Bear Brand) dan obat cacing. Padahal kualitas gizi telur tidak kalah dibanding produk lainnya dalam membangun kekebalan tubuh.
Strategi apa yang harus dilakukan dalam 2 minggu kedepan ?
Waktu 2 minggu sangat pendek untuk melakukan strategi yang jitu. Hampir tidak ada strategi antisipasi yang jitu dilakukan selain mengurangi populasi selagi bisa. Dan tentunya dengan mendapatkan tambahan dana segar yang cukup besar.
Tinggal satu jalan pintas, mengafkir ayam-ayam tua yang sudah berumur diatas 90 minggu, mumpung harga afkir cukup bagus.
Baca juga : Afkir Ayam Petelur Perlu Strategi yang Tepat
Waktu 2 mingu mungkin cukup untuk menjual ayam tua (afkir) bagi peternak dengan populasi perumurnya (perflock) dibawah 20.000 ekor. Tapi untuk peternak yang memiliki populasi lebih dari 20.000 perumurnya, afkir sejumlah itu bukan perkara mudah. Tapi hampir tidak ada jalan selain mengafkir saat bulan Besar ini. Sebab pada bulan Suro nanti, dimana harga telur murah, jelas harga afkir perkilonya pasti turun. Tinggal hitung saja berapa besar potential losses yang bakal diderita.

Grafik harga telur bulan Agustus 2021 (sumber Pinsar Petelur)
Diskusi strategi penjualan telur
- Beternak ayam petelur adalah bisnis, jadi bukan hanya belajar dan memahami tentang management produksi saja, tapi juga mendalami dan memahami mengenai marketing.
- Mungkin banyak yang mengatakan bahwa pada pasar modern tidak dikenal bulan-bulan Jawa. Tapi kenyataan mebuktikan, bahwa sampai saat ini, bulan-bulan tertentu (terutama bulan-bulan Jawa) masih memegang peran dalam terbentuknya harga telur.
- Zaman yang dikatakan modern seperti sekarang, ternyata sosialisasi gizi telur (bahasa kerennya promosi) masih sangat minim dilakukan. Sehingga harga yang terbentuk murni terjadi akibat supply-demand yang alami.
- Pandemi Covid-19 yang sebenarnya sangat strategis dalam menaikkan permintaan telur, tapi ternyata ini hanya terjadi pada awal-awal saja (itupun bukan karena promosi yang masif). Diwaktu belakangan ini, dimana ada gelombang ke 2 pandemi, mestinya permintaan organik terhadap telur bisa ditingkatkan.
- Ikuti selalu artikel-artikel di blogg ini sekaligus juga up date artikel-artikel tertentu, untuk berdiskusi memprediksi dan mengantisipasi perkembangan dunia ayam petelur.