Harga Telur 2022 Sangat Dipengaruhi Kondisi Harga Telur Akhir Tahun 2021
Harga telur 2022 sudah menjadi perhatian peternak petelur menjelang akhir tahun 2021 ini. Harapan yang besar ini cukup beralasan. Hancurnya harga yang terjadi pada smester ke 2 tahun 2021 menggucang dan tak ayal menyusutkan juga usaha mereka. Ini diakibatkan banyaknya ayam-ayam produktif yang terpaksa harus dijual akibat tak mampu membeli pakan yang harganya melambung.
Kestabilan harga telur seharusnya terjadi selama bulan November sampai bulan Desember 2021, ini terjadi akibat telah turun/ berkurangnya populasi secara drastis. Terutama adanya keterpaksaan afkir yang cukup besar selama bulan Juli sampai Oktober 2021.
Baca juga: Afkir Ayam Petelur Perlu Strategi yang Tepat
Harga telur stabil di sekitar 22.000 rupiah sampai bulan Desember 2021 akan sangat besar pengaruhnya pada harga telur pada smester pertama tahun 2022. Terutama untuk harga saat bulan Puasa (Ramadhan) dan Lebaran (Syawal) tahun depan.
Apa yang terjadi menjelang pertengahan bulan November 2021 ? Ternyata harga telur kembali goyang dan mulai ada tanda-tanda turun sampai dibawah harga psikologis 20.000. Kondisi peternak kembali terpukul sementara harga bahan pakan juga belum mengalami penurunan. Selain itu harga afkir juga melemah, sehingga menyulitkan peternak mengurangi kerugian dengan afkir.
Tabel 1.Grafik harga telur bulan Desember 2021
Tapi seiring dengan pengumuman bahwa PPKM level 3 secara nasional di batalkan pada minggu ke 2 Desember, harga telurpun secara mendadak meningkat tajam. Tampaknya permintaan telur dari sektor non-organik (terutama untuk produksi makanan olahan) dan makin ramainya kegiatan wisata.
Walau kondisi mulai minggu ke2 bulan Desember 2021 terlihat sangat baik, namun hal ini harus benar-benar dicermati secara seksama. Mengingat masih banyak hal-hal yang akan berpengaruh terhadap harga telur ayam.
Tabel 2.Grafik harga telur bulan Desember 2021
Gangguan Terhadap Harga Telur Pada Periode November dan Desember 2021
Walau secara teori akan terjadi pengurangan populasi yang besar terjadi bulan Sepetember dan Oktober 2021, sehingga diprediksi produksi telur ayam akan turun. Teapi keseimbangan harga dapat terganggu jika terjadi ledakan gelombang ke 3 Covid-19 seperti yang banyak diprediksi banyak ahli.
Selain kemungkinan adanya PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) lagi. Jika ini terjadi, tentu akan mengakibatkan kegiatan masyarakat menurun, selain itu juga akan mengganggu pendapatan sebagian masyarakat.
Dengan adanya kemungkinan itu, sementara peternak harus memulihkan usahanya yang sempat terguncang selama periode bulan Agustus – Oktober 2021, maka harus ada strategi untuk mengamankan produksi dan harga telur.
Belajar dari kejadian periode bulan Agustus – Oktober 2021, dimana tak ada yang mampu menolong peternak dalam menahan anjlognya harga telur (apalagi menaikkan harga). Maka tentu peternak sendirilah yang harus sekuat tenaga menjaga perputaran usahanya.
Apalagi dalam release terakhirnya, pemerintah mengatakan produksi telur tahun 2022 masih surplus (tentu dengan kemungkinan perhitungan jika tidak terjadi keterpaksaan afkir selama bulan Agustus – Oktober 2021).
Tabel 3.Grafik harga telur dan afkir mingguan tahun 2021
Baca juga: Perkembangan Harga Telur Ayam ke Depan dan Antisipasinya
Kejadian yang Harus Diperhatikan Pada Tahun 2022
1. PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat)
Harga telur 2022 akan tetap terpengaruh jika terjadi ledakan gelombang ke 3 Covid-19. Karena tentu saja pemerintah akan meningkatkan level PPKM sesuai dengan tingginya kasus yang terjadi.
PPKM yang membatasi kegiatan masyarakat, tentu saja akan mempengaruhi pendapatan sebagian masyarakat terutama yang harus tetap bekerja fisik untuk mendapatkan upah. Sehingga daya belinya menurun.
Jika Covid-19 gelombang ketiga terjadi pada periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, maka kondisi akan kembali tidak menentu, terutama pada periode Lebaran 2022.
2. Release Pemerintah yang Mengatakan Adanya Surplus Telur tahun 2021
Pemerintah mengatakan adanya surplus telur 5,8 juta ton dari kebutuhan 5,2 juta ton tahun 2022.
Walau terjadi penurunan populasi yang cukup besar selama periode bulan Agustus – Oktober 2021, tetapi peternak harus tetap memperhatikan kondisi surplus telur ini. Perlu pula dicermati, bahwa surplus produksi tentu diakibatkan oleh adanya proyeksi peningkatan populasi yang cukup besar.
Tabel 4.Proyeksi produksi dan konsumsi telur ayam ras tahun 2022
3. Bahan Pakan Bukan Bisnis Utama Peternak
Harga jagung yang belum juga bersahabat harus juga jadi perhatian. Tapi akan lucu sekali jika peternak malah berteriak untuk menurunkan harga jagung. Ingat, jagung itu adalah sisi bisnis lain yang juga mencari harga yang terbaik untuk petaninya.
Petani tentu tidak mau begitu saja harga jagungnya dipaksa turun, karena mereka mungkin juga punya problemnya sendiri sebelumnya yang mungkin tidak kita ketahui. Seperti halnya jika suatu saat terjadi pengusaha makanan rumahan dan pabrik protes apabila harga telur tinggi dan minta harga turun. Tentu kita akan mentertawai mereka.
4. Harga Telur 2022 Tetap Dipengaruhi Hari-Hari Besar Keagamaan dan Kenegaraan
Hari-hari besar keagamaan mempunyai karakter yang berbeda-beda, tergantung dengan kegiatannya yang memberikan aktifitas besar bahkan seperti mobilisasi banyak orang, ataupun hari besar yang membuat masyarakat mengurangi aktifitasnya.
Sudah terbuksti bahwa hari-hari besar keagamaan dan kenegaraan sangat mempengaruhi permintaan terhadap telur ayam (non-organik), yang menyebabkan harga telur berubah signifikan.
5. Tingkat Konsumsi Telur Ayam Masyarakat Masih Bisa Ditingkatkan
Memperhatikan data BPS tahun 2021, yang menunjukkan bahwa telur merupakan konsumsi (lauk) nomer 6 pada masyarakat. Masih satu tingkat dibawah ikan-ikanan.
Bagusnya peningkatan konsumsi masyarakat masih sangat memprihatinkan jika dibandingkan dengan konsumsi rokok.
Tabel 5.Grafik pengeluaran masyarakat Indonesia
Evaluasi Pasar Telur Ayam
- Telur ayam layaknya beras, sudah menjadi bahan pangan utama bagi masyarakat Indonesia. Sehingga pengaruh naik turunnya harga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan telur ayam diluar kebutuhan rumah tangga. Dengan demikian peternak harus memperhatikan pengaturan populsi agar bisa mendapatkan harga telur yang menguntungkan ditambah bonus harga afkir yang terbaik.
- Hancurnya harga telur selama periode bulan Agustus – Oktober 2021 sangat memukul peternak petelur, sehingga mengakibatkan banyak ayam produktif yang diafkir sebelum waktunya.
- Bulan November 2021 harga memang cukup membaik, namun gejolaknya masih membuat peternak yang sudah babak belur masih ketar-ketir tak menentu.
- Walaupun sudah terjadi afkir besar-besaran selama periode Agustus – Oktober 2021, namun gejolak harga telur masih mencemaskan. Ini menunjukkan masih tidak berimbangnya produksi telur dengan kebutuhan telur.
- Kebutuhan telur non-organik (diluar kebutuhan rumah tangga sehari-hari) tatap sangat besar pengaruhnya terhadap harga telur (lihat tabel 5.)
Kesimpulan dan Antisipasi
- Walau telur sudah merupakan kebutuhan pangan utama bagi masyarakat, namun konsumsi masih bisa ditingkatkan dengan memberikan sosialisasi hidup sehat. Sudah masanya peternak petelur menjalankan marketing yang lebih baik. Beriklan (sosialisasi) semestinya sudah merupakan sesuatu yang lumrah.
- Membuka depo penjualan telur yang sudah mulai banyak dilakukan sendiri oleh peternak ditempat-tempat strategis, merupakan strategi yang sangat bagus dalam memperpendek rantai tataniaga.
- Potensi meningkatnya produksi telur tahun 2022, benar-benar harus disiasati dengan afkir dan peremajaan yang tepat. Dalam hal ini, afkir sebanyak mungkin ayam tua merupakan keharusan dilakukan sebelum akhir tahun. Untuk mendapatkan harga afkir yang baik
Dengan afkir ayam tua sebelum tahun baru, tentu akan mengurangi populasi umum dan mengamankan peternak jika terjadi hal-hal yang merugikan (terutama resiko anjlognya harga) - Kenaikan harga bahan baku pakan jelas akan sangat mengganggu tingkat keuntungan. Sehingga memelihara ayam tua dengan produktifitas dibawah 75% sangat beresiko. Apalagi jika terjadi ledakan infeksi Covid-19 setelah tahun baru.
- Dibatalkannya PPKM level 3 diseluruh Indonesia sangat membantu naiknya harga telur di akhir tahun 2021. Namun efek tanpa PPKM juga harus diterima peternak setelah tahun baru 2022.
2 Comments. Leave new