Penggunungan Tengger
Kata pegunungan Tengger mungkin tidak se-hit Bromo. Padahal kawasan ini mencakup gunung Bromo, Batok, Ranupani, Ranukumbolo, Semeru dan kawasan wisata di sekitarnya. Sehingga di beri nama TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru), yang memiliki sangat banyak obyek wisata menarik.

Kawasan Bromo Tengger Semeru (TNBTS) (Sumber foto Geomagz ESDM)
Maka dari itu jika ingin berkunjung ke kawasan Bromo, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sehingga wisatawan sudah tahu sedikit banyak tentang Bromo sebelum mengunjungi wisata Bromo Tengger semeru. Karena umumnya yang banyak diketahui tentang Bromo hanyalah Kawah Bromo, Laut Pasir, bukit Teletubies dan Penanjakan. Padahal banyak obyek tentang Bromo yang begitu unik dan menarik untuk di ketahui. Setidaknya ada tiga hal yang menarik untuk diketahui dan dinikmati, fenomena alam, keindahan alam dan adat budaya.
Geografis Pegunungan Tengger
Bromo terletak di kawasan pegunungan Tengger seluas lebih dari 50.000 ha. Sehingga kita dapat mengunjunginya dari 4 wilayah kabupaten. Yaitu Malang, Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang. Banyak hal yang unik dan menarik jika kita mengunjungi wisata Bromo Tengger Semeru dari wilayah yang berbeda beda.

Pemandangan Bromo dari bukit Kingkong
Begitu luasnya kawasan wisata Bromo Tengger Semeru dengan fenomena alam, keindahan serta keunikan budayanya, sehingga referensi yang dimiliki wisatawan serta waktu yang cukup haruslah sinkron. Agar kunjungan bisa effesien dan ekonomis.
Dengan demikian perencanaan wisata atas referensi yang dimiliki, bisa disusun rencana berdasar :
1. Apa yang akan dikunjungi;
2. Kapan waktu kunjungan;
3. Berapa lama kunjungan wisata;
4. Melalui akses mana kunjungan akan direalisasikan;
5. Budget
Dengan perencanaan yang baik, maka akan lebih banyak obyek wisata Bromo Tengger Semeru yang bisa dikunjungi secara effesien dan ekonomis pada akhir minggu atau hari libur lain
Mengunjungi Wisata Bromo dari Kabupaten Malang (55 km)
Jalur ini bisa dimulai dari Blimbing Malang menuju kearah Pakis – Tumpang – Gubugklakah – Ngadas dan Jemplang. Sesampainya di Jemplang, berbelok ke kekiri memasuki jalan kecil menuju Lautan Pasir Bromo.
Sesampai di Lautan Pasir, biasanya perjalanan dilanjutkan menuju Bukit Kingkong atau Penanjakan untuk melihat saat matahari terbit. Selain ke Penanjakan, Kawah Bromo, Pasir Berbisik atau bukit Teletubies, ada banyak tempat sejalur yang tak kalah indahnya untuk dikunjungi. Yaitu bukit Cinta (terletak di bawah bukit Kingkong) dan saat kembali ke jalur Malang ada Jemplang dengan pemandangan bukit dengan kabut mistisnya.

Pemandangan di Jemplang (dari Malang)
Dari Jemplang kita bisa berjalan menuju Ranupani (pos awal menuju pendakian gunung Semeru) dan Ranu Regulo ( tempat camping sangat indah dengan lingkungan yang nyaman ). Saat turun ke Malang masih ada satu tempat lagi, yaitu Coban Pelangi. Air terjun terjun indah yang pada jam tertentu telihat ada pelangi
Wisata ke Bromo Lewat Kabupaten Pasuruan (53 km)
Jalur ini bisa ditempuh mulai dari :
1. Purwodadi – Nongkojajar – Tosari – Penanjakan
2. Kejayan – Ngembal – Nongkojajar – Tosari – Penanjakan
3. Pasuruan – Warungdowo – Ranggeh – Pasrepan – Puspo – Tosari – Penanjakan
Pada jalur wisata Bromo Tengger Semeru ini, jika wisatawan menggunakan kendaraan roda 4 atau lebih, kendaraan harus berhenti di Tosari untuk berganti kendaraan dengan Jeep 4×4 sejenis Toyota Hardtop.
Jalur ini mempunyai pilihan tempat melihat matahari terbit selain dari Penanjakan, yaitu dari bukit Cinta, bukit Kingkong, bukit Bunga ataupun bukit Argowulan. Alternatif melihat Sunrise di bukit Bunga atau bukit Argowulan tidak kalah indahnya dengan di tiga bukit lainnya. Walau untuk kesini biayanya sedikit lebih mahal, karena jalannya lebih berat dan hanya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua. Kunjungan klasik lainnya adalah kawah Bromo, sekitar pasir berbisik dan bukit Teletubies
Wisata ke Bromo Lewat Kabupaten Probolinggo (55 km)
Jalur wisata Bromo Tengger Semeru yang satu ini merupakan jalur yang paling dikenal dan paling banyak ditempuh oleh wisatawan. Adapun jalurnya adalah Probolinggo – Sukapura – Ngadisari – Cemorolawang – Bromo. Di Cemorolawang kendaraan roda 4 berhenti dan harus berganti dengan kendaraan 4×4 untuk menuju Laut Pasir, Kawah Bromo, bukit Teletubies maupun Penanjakan.

Erupsi Bromo dilihat dari bukit Mentigen

Air terjun Madakaripura by Wikipedia (dari Probolinggo)
Destinasi lain yang bisa kunjungi pada jalur ini adalah Air Terjun Madakaripura dan bukit Mentigen. Di Desa Cemorolawang fasilitas lebih lengkap dan lebih memadai dibanding jalur jalur lainnya, sehingga wisatawan lebih banyak mengunjungi wisata Bromo Tengger Semeru melalui jalur ini
Wisata ke Bromo Lewat Kabupaten Lumajang
Sebenarnya jalur wisata Bromo Tengger Semeru yang satu ini lebih sering digunakan sebagai jalur menuju pendakian ke gunung Semeru. Namun tetap bisa digunakan menuju Bromo dengan melewati Lumajang – Senduro – Ranupani – Jemplang – Bromo.

Pemandangan Bromo dari bukit Cinta (dari Pasuruan)
Destinasi lain yang bisa ditempuh dari jalur ini adalah, Desa Argosari dan Puncak B-29. Dari Puncak B-29 pemandangan utamanya juga gunung Bromo, tapi wisatawan membelakangi matahari terbit jika memandang ke Bromo.

Pemandangan Bromo dari Puncak B-29 (dari Lumajang)
Fenomena Alam Gunung Bromo
Lautan Pasir sebagai kaldera gunung Bromo, terletak pada ketinggian 2.329 mdpl. Pada musin kemarau sekitar bulan Juli – September, udara sangat dingin di Bromo. Saat itulah ada fenomena yang disebut frozen dew atau embun beku yang menempel di dedaunan. Fenomena ini salah satu tujuan wisata Bromo Tengger Semeru sangat menarik dan sangat indah untuk di abadikan.

Embun beku ( frozen dew ) di dedaunan
Fenomena erupsi gunung Bromo yang bagi penduduk sekitar menjadi musibah berkala, karena mengakibatkan kerusakan maupun gangguan pada sawah dan ladang mereka. Wisatawan menjadi sepi karena takut dan tidak nyaman untuk datang ke Bromo. Padahal kalau saja kita tahu caranya, maka fenomena alam di wisatan Bromo Tengger Semeru ini punya keindahan tersendiri untuk dilihat dan diabadikan. Kita masih bisa melihat erupsi Bromo dari banyak tempat yang aman yang sudah disarankan.

Bergaya saat erupsi gunung Bromo
Pada pergantian musim hujan dan musim panas/kemarau, ada juga fenomena alam yang juga sangat menarik di lautan pasir. Yaitu keluarnya uap air dari tanah akibat panasnya sinar matahari, biasanya terjadi sekitar jam 9 – 11 pagi. Pada saat seperti ini lautan pasir di kawasan wisata Bromo Tengger Semeru ini begitu indah dan dramatis

Landrover ditengah uap air tanah
Budaya Tengger

Yadnya Kasada by Yopie Pangkey Google
Hari raya Yadnya Kasada adalah sebuah hari upacara sesembahan berupa persembahan sesajen kepada Sang Hyang Widhi. Setiap bulan Kasada hari ke 14 dalam Penanggalan Jawa, diadakan upacara sesembahan atau sesajen untuk Sang Hyang Widhi dan para leluhur. Kisah Rara Anteng (Putri Raja Majapahit) dan Jaka Seger (Putra Brahmana) “asal mula suku Tengger di ambil dari nama belakang keduanya”. Pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger membangun pemukiman dan kemudian memerintah di kawasan Tengger dengan sebutan Purbowasesa Mangkurat Ing Tengger, yang mempunyai arti “Penguasa Tengger yang Budiman”. Mereka tidak dikarunia anak sehingga mereka melakukan semedi atau bertapa kepada Sang Hyang Widhi, tiba-tiba ada suara gaib yang mengatakan bahwa semedi mereka akan terkabul namun dengan syarat bila telah mendapatkan keturunan, anak yang bungsu harus dikorbankan ke kawah Gunung Bromo.
Pasangan Roro Anteng dan Jaka Seger menyanggupinya dan kemudian didapatkannya 25 orang putra-putri, namun naluri orangtua tetaplah tidak tega bila kehilangan putra-putrinya. Pendek kata pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger ingkar janji, Dewa menjadi marah dengan mengancam akan menimpakan malapetaka, kemudian terjadilah prahara keadaan menjadi gelap gulita kawah Gunung Bromo menyemburkan api.
Kesuma, anak bungsunya lenyap dari pandangan terjilat api dan masuk ke kawah Bromo, bersamaan hilangnya Kesuma terdengarlah suara gaib, “Saudara-saudaraku yang kucintai, aku telah dikorbankan oleh orangtua kita dan Sang Hyang Widhi menyelamatkan kalian semua. Hiduplah damai dan tenteram, sembahlah Sang Hyang Widhi. Aku ingatkan agar kalian setiap bulan Kasada pada hari ke-14 mengadakan sesaji kepada Sang Hyang Widhi di kawah Gunung Bromo”. Kebiasaan ini diikuti secara turun temurun oleh masyarakat Tengger dan setiap tahun diadakan upacara Kasada di Poten lautan pasir dan kawah Gunung Bromo
Sebagai pemeluk agama Hindu, Suku Tengger tidak seperti pemeluk agama Hindu pada umumnya, memiliki candi-candi sebagai tempat peribadatan, namun bila melakukan peribadatan bertempat di punden, danyang dan poten ( sumber: Wikipedia)