Guest house Rosa’s Ecolodge di Baluran
Berkali-kali lewat didepan Guest House Rosa’s Ecolodge
Guest House Rosa’s Ecolodge belum pernah saya dengar sebelumnya, walau sejak tahun 2019 saya sudah lewat disitu jika ingin memotret sisi lain Baluran. Tidak kurang dari 7 kali lewat didepan Guest House ini, tak sekalipun ada yang menunjukkan ataupun menginformasikannya. Atau mungkin saya saja kurang memperhatikan saat teman-teman membicarakan tentang Guest House yang satu ini.
Sampai suatu saat seorang teman motret menginformasikan bahwa di Karangtekok, tempat kami mangkal sebelum masuk menuju Labuhan Merak ada sebuah penginapan yang lumayan.
Saya jadi tertarik juga saat teman yang tahu bagaimana selera saya sebagai seorang traveller, menginfokan bahwa sebaiknya mencoba menginap disini. Penginapan yang dia katakan pasti tidak akan mengecawakan jika dicoba.
Ketertarikan berubah menjadi keinginan ketika istri dan anak gadis saya ingin sekali piknik ke Karangtekok tempat saya sering memotret, dan hasilnya sudah sering mereka lihat.
Guest House Rosa’s Ecolodge nama yang menggelitik dan bikin penasaran
Berbekal sebuah no WA saya hubungi kontak tersebut untuk membuat deal menginap semalam. Dengan rate 350.000 rupiah permalam di tempat seperti Karangtekok tentu saja merupakan harga yang mungkin tidak murah. Tapi sebagai seorang traveller, tentu ini perlu dicoba dan dirasakan tantangannya.
Baca juga : Gartenhutte Cafe Selotapak Trawas Mojokerto
Setelah lelah menempuh perjalan sekitar 4 jam dari Sidoarjo, kami sampai di Karangtekok. Karena belum begitu paham dengan alamat saya minta bu Rosa pemilik Guest House untuk mengirimkan share-loc melalui WA, namun beliau meminta untuk dicoba mencari di google.
Dari hasil googling anak saya, barulah kami tahu bahwa Guest House tersebut bernama Rosa’s Ecolodge. Sebuah nama cukup menggelitik di telinga dan jarang digunakan.
Terbayang sebuah tempat penuh tumbuhan dengan sebuah rumah induk besar yang dikelilingi rumah-rumah kecil semacam cottage. Wou…saya makin penasaran saja.
Ruang utama yang nyaman
Beberapa menit mengikuti arahan google map, sampailah di lokasi yang di tentukan. Saat berhenti tak ada tanda-tanda layaknya Guest House, karena memang tidak ada papan nama di depan.
Mobil belok memasuki memasuki halaman sebuah rumah yang cukup luas, dipenuhi bermacam bunga yang terawat baik.
Setelah turun dari mobil, makin tampaklah bahwa Guest House Rosas Ecolodge terdiri dari sebuah rumah utama yang cukup besar. Disisi kanan rumah utama ada rumah-rumah kecil (lodge) atau semacam cottage. Sesuai nama yang diberikan Rosa’s Ecolodge.
Memasuki Guest House Rosa’s Ecolodge tidak langsung menuju kamar, tapi kami diterima ibu Rosa Tambayong pemilik Guest House.
Mendapatkan sambutan ramah, langsung
kami diajak duduk di teras rumah utama dan tak lupa mendapatkan suguhan wellcome drink berupa ice lemon tea yang dingin menyegarkan.
Mulailah kami sedikit mengobrol ringan dengan ibu yang bersahaja ini. Tentu saja sambil mata ini tak berhenti memandangi sekeliling, termasuk ruang utama yang di susun dengan sangat menarik.
Ruang utama ini diisi perangkat meubel retro dari kayu dan anyaman rotan. Setidaknya ada 6 set meja kursi yang disusun sedemikian rupa, sehingga ruang utama ini terlihat sangat serasi.
Kamar tidurnya bikin berdecak
Sementara istri dan anak saya asyik ngobrol dengan ibu Rosa Tambayong, saya pamit menuju lodge (cottage) yang ada dikanan rumah. Sebuah rumah kecil dengan teras yang diisi oleh seperangkat meubel yang terdiri dari 2 kursi kayu beralas rotan beserta sebuah meja. Sangat serasi dan nyaman untuk duduk pagi atau sore hari sambil menikmati teh atau kopi.
Sambil memandang kesekitar lodge, tangan saya mencoba menyapu permukaan meja maupun kursinya. Walau perabotan tersebut sudah terlihat dimakan umur, namun tidak ada sedikitpun terasa ada debu yang melekat. Pengingat lokasi ini termasuk tempat yang cukup gersang dan berdebu.
Akhirnya saat masuk ke dalam kamar tidur. Kembali lidah saya berdecak mengagumi keindahan dan kenyamanan kamar ini. Dua buah ranjang (kami menambahnya dengan extra bed untuk bertiga) empuk dengan sprei putih dan selimut kain tenun terlihat serasi.
Semua dinding kamar berupa anyaman bambu (gedhek) dengan lantai keramik putih
dengan sedikit hiasan berupa jendela kuno yang sebenarnya pengilon (cermin).
Sekali lagi saya ruang ini dengan menyapukan tangan ke perabotan yang ada, fix tidak ada debu yang melekat. Ruangan ini benar-benar dipersiapkan secara detail sebelum tamu datang.
Akan halnya kamar mandi, suatu yang termasuk paling sulit dirawat. Tapi yang terlihat kamar mandi dengan dinding putih dan lantai bercorak dengan fasilitas shower ini juga terlihat sangat terawat dan bersih.
Kesimpulannya, menagement pasti menginginkan para tamu menikmati suasana lingkungan yang eco-etnic dengan standar kebersiahan yang terbaik.
Come as a Guest leave as a Friend
Guest House Rosa’s Ecolodges yang beroperasi sekitar tahun 2000 ini, tepatnya berada di Dusun Sidomulyo, Desa Sumberwaru, kec. Banyuputih Situbondo.
Guest House ini didirikan oleh pak Tambayong salah satu mantan komandan Puslatpur Marinir Karangtekok beserta istrinya Rosa Tambayong.
Terinspirasi dari cerita televisi Losmen Srikandi, sehingga suasana dilingkungan losmen ini dibuat begitu familiar.
Ibu Rosa sang pemilik Guest House malah memiliki motto : Come as a Guest, leave as a Friend.
Sebuah slogan yang mengena dan mengesankan.
Secara menyeluruh, Guest House Rosa’s Ecolodge ini boleh diacungi jempol. Jangan salah, sarapan pagi yang standar yaitu berupa nasi goreng dan roti juga begitu enak. Apalagi ibu Rosa menawari kopi spesial yang baru dikirim dari kampung halaman beliau di Aceh, racikan kopinya luarbiasa.
Ibu Rosa mengatakan, sebenarnya sarapan bisa disajikan by order, sesuai keinginan tamu. Wouuww… menarik khan, tentunya kita harus buat kesepakatan dulu dengan tamu-tamu lain dan pihak Guest House.
Asyik tentunya, karena owner menginginkan suasana kekeluargaan disini. Berlibur dirumah nenek, begitu yang diucapkan ibu Rosa Tambayong pada anak perempuan saya.
Saatnya bangkit bersama makin berkembangnya pariwisata Indonesia.
Posisi Guest House Rosa’s Ecolodges saat ini, memang berada pada posisi yang mungkin kurang menguntungkan. Lokasi desa Sumberwaru berada agak jauh dari tempat-tempat wisata seperti Taman Nasional Baluran (30 km), waduk Bajulmati (25 km) dan juga cukup jauh dari Banyuwangi (58 km).
Namun Guest House ini selalu penuh jika ada kegitan latihan besar di Puslatpur Marinir, sehingga tidak sedikit para petinggi TNI (teruma TNI-AL) yang pernah merasakan nyamannya homestay ini.
Belakangan ini, dengan dibukanya kawasan wisata baru di Labuhan Merak,
Guest House Rosa’s Ecolodge tentu mendapat angin segar. Wisata baru yang dibuka oleh pemda Situbondo ini merupakan wisata pantai yang dulunya tertutup karena sulitnya akses menuju kesana.
Pantai Sijile, Bilik, Balanan, Lampojeng dan beberapa pantai lainnya memang merupakan pantai-pantai yang sangat indah dan jalan masuknya melewati Guest House ini. Dalam hal ini, pemda Situbondo tidak main-main. Akses jalan aspal sejauh 10 km sedang dibangun untuk menghidupkan kawasan wisata baru ini.
Tentunya dengan berkembangnya wisata pantai yang dulunya tertutup akan membawa berkah tersendiri bagi Guest House Rosa’s Ecolodges. Guest House dilingkungan pedesaan yang bernuansa Etno-ecology pantas dan sangat perlu dilestarikan dan dikembangkan untuk mengangkat nama harum Indonesia dengan ragam lingkungan alam dan budayanya.