De Selokaton, cafe dilereng Merapi
Minikmati gunung Merapi dari bar kaca
Pernah bayangin gak ? Manikmati makanan atau sekedar ngopi di suatu tempat yang berada di alam dengan latar belakang pemandangan gunung dan bukit-bukit yang indah ? Sementara kita sendiri terhindar dari hujan maupun angin saat menikmatinya.
Itulah De Selokaton kitchen & bar, sebuah resto yang hampir seluruh bangunannya terdiri dari kaca. Ya.. sebuah bangunan yang dengan dinding kaca yang bisa membuat pengunjungnya bisa melihat gunung Merapi secara utuh.
Kebetulan yang membawa ke De Selokaton
Awalnya aku dan istriku tidak berniat untuk mengunjungi bar ini. Karena hari Minggu itu kami sedang mengadakan perjalanan ke Jogja dan Wates untuk menghadiri acara Nyadran menjelang datangnya bulan suci Ramadhan.
Macetnya perjalanan saat dari Jogja menuju Wates Kulon Progo (karena banyak perbaikan jalan). Membuat kami jadi berfikir untuk tidak melewati lagi jalan menuju Jogja saat pulang ke Surabaya nanti.
Maka, setelah berdiskusi dengan keluarga besar saat berada di Wates, diputuskan untuk
pulang ke Surabaya melewati Kopeng – Salatiga.
Mungkin perjalanan pulang ke Surabaya ini akan menjadi sedikit lebih jauh. Tapi sesampai di Salatiga, perjalanan bisa dilanjutkan dengan melewati jalur tol, sehingga bisa menghemat banyak waktu. Apalagi jika dibandingkan dengan pulang melewati jalur Jogja – Solo – Surabaya, tentu kami akan banyak menemui kemacetan karena saat ini merupakan hari libur.
Kemacetan jalur Wates – Jogja maupun Jogja – Solo tentu akan lebih terasa pada saat-saat liburan seperti saat ini.
Prinsipku sebagai seorang traveller, dalam setiap perjalanan, bagaimanapun keadaannya harus tetap dinikmati. Jikapun harus macet, harus dicari alternatifnya, karena walau lebih jauh perjalanan tetap harus bisa dinikmati
Perjalan yang selalu dinikmati
Sekitar pukul 14.00, perjalanan dimulai dari Wates menuju Magelang sejauh lebih kurang 70 km dengan cuaca mendung. Namun sekitar 20 km menjelang kota Magelang, terjadi hujan besar dan ada pohon besar tumbang menutup jalan, sehingga membuat perjalanan terganggu.
Setelah bekutat mencari jalan alternatif, dalam 30 menit kami terbebas dari kemacetan total ini.
Dari Magelang, perjalanan dilanjutkan menuju
Baca juga : Kedung Kayang Air Terjun, antara Gunung dan Jurang
Salatiga melewati kota wisata Kopeng. Dari sini perjalan terasa lancar dibawah guyuran hujan rintik-rintik.
Namun sebelum mencapai Kopeng, otak traveller saya berfikir untuk lebih menikmati perjalanan ini dengan lebih seru. Mobil saya belokkan ke kanan menuju Ketep Pass, sebuah tempat wisata yang juga merupakan tempat pengamatan gunung Merapi.
Perjalanan yang berbelok melewati Ketep Pass ini sebenarnya karena teringat suatu tempat makan disekitar Selo yang sering saya lewati sebelumnya. Yaitu saat beberapa kali memotret ke sekitar air terjun Kedungkayang.
Setelah berjalan sekitar 15 km mobil mencapai Ketep Pass dan berbelok tajam kekiri menuju arah Boyolali.
Pendar kuning kemerahan De Selokaton Kitchen and Bar sangat mencolok
Dari Ketep perjalanan sejauh 15 km tidak bisa ditempuh dengan kecepatan normal walau hujan sudah berhenti, karena jalanan yang berliku. Jalan diantara lereng Merapi dan Merbabu ini selain berkelok-kelok, juga harus melewati tanjakan dan turunan diantara tebing dikiri jalan dan jurang dikanan jalan.
Walau sudah lebih dari 10 kali melewati jalur ini, kita harus tetap hati-hati dan gegabah dalam menempuhnya.
Cukup beratnya jalur ini, tidak selalu membuat kita tegang dibelakang kemudi. Pemandangan indahnya gunung Merapi serta jurang dan perkebunan yang menghijau, terasa menyenangkan dan membuat perjalanan terasa lebih santai.
Meskipun suasana perjalanan sore itu diselimuti cuaca yang agak mendung, namun Merapi yang tertutup sedikit kabut masih bisa dinikmati. Kontur tanah didekat puncak merapi masih bisa terlihat cukup jelas dan menimbulkan decak kagum.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit, tempat yang dicari terlihat megah di sebelah kanan jalan. Bangunan yang hampir keselurahan dindingnya terbuat dari kaca ini terlihat berpendar kekuningan senja itu begitu indah dilatarbelakangi pemandangan gunung Merapi.
Inilah tempat yang menjadi tujuan, karena walau sudah berkali-kali melewatinya saya belum pernah mampir menikmati suasana De Selokaton ini.
De Selokaton Kitchen and Bar
Memasuki pelataran bar terasa cukup luas. Lahan parkirnya yang terbuka dan langsung bisa melihat pemandangan gunung Merapi di belakang Bar ini, mampu menampung 20-30 mobil kecil. Penampakan depan bar De Selokaton begitu menarik dan interiornya terlihat jelas dari luar.
Sayang sekali, saat kami datang waktunya sudah menjelang magrib dan sedikit mendung, sehingga lingkungan menjadi kurang terang.
De Selokaton Kitchen and Bar ini tepatnya terletak di desa Lencoh kecamatan Selo Boyolali, yaitu 23 km dari kota Boyolali. Atau sekitar 80 km dari kota Semarang.
Bar yang mulai buka pukul 09.00 dan close order pukul 19.00 ini, membuat aku begitu penasaran untuk segera memasukinya. Dan tentu membuktikan tantangan kenikmatan suasana serta lezatnya menu-menu yang bakal disajikan
Tempat hang-out indoor dan outdoor terbaik
Masuk kedalam bar yang tembus pandang ini rasanya memang beda. Cuaca dingin diluar menjadi terasa lebih hangat didalamnya dan disambut ramahnya para pramusaji.
Ruang bar diawali dengan lobby yang dihiasi beberapa barang-barang kuno seperti pemutar film seluloid, kamera kuno dan beberapa barang-barang elektronik kuno lainnya. Selain itu tentunya terpampang berbagai aneka botol minuman yang membuat suasana lobby ini seakan berada di desa-desa kecil di Eropa.
Dari lobby, pengunjung bisa memasuki lorong kecil menuju ke bagian outdoor atau bisa terus dan turun melalui tangga menuju tempat utama untuk menikmati menu-menu pilihan De Selokaton Kitchen and Bar.
Di ruang utama ini, pengunjung bisa memesan menu-menu pilihan disebuah counter bar
besar yang penuh dengan aneka botol minumun serta peralatan pembuat kopi atau lebih dikenal dengan espresso maker.
Sebagai unggulan, tentunya hal yang tak kalah pentingnya, dari ruang utama yang dikelilingi dinding kaca ini pengunjung bisa menikmati langsung pemandangan belakang yang terpampang nyata. Berupa pemandangan gunung Merapi yang terlihat utuh serta latar depan berupa perkebunan sayur yang luarbiasa indahnya.
Dari ruangan utama ini kita bisa berjalan kekiri dan langsung menuju pintu keluar, dimana terdapat tempat bersantai outdoor. Tempat menikmati makanan dan minuman sambil bebas merokok.
Menu-menu pilihan yang patut diapresiasi
Sebagai Kitchen and Bar, tentu saja De Selokaton harus memberikan kenyamanan dan kelezatan yang lengkap. Mulai dari minuman, snack sampai makanan utama (main course) yang berbeda dari tempai lainnya.
Dimulai dari snack termurah berupa mendoan, french fries, dan sejenisnya yang berharga 13.000-15.000 rupiah. Ada juga Grill banana, pisang goreng sampai chicken wing dengan harga mulai 17.000 sampai 35.000 rupiah.
Kemudian beberapa jenis salad seharga 30.000 rp, juga aneka soup yang dilabeli dari 35.000 sampai 60.000 rupiah. Tersedia pula aneka pasta dengan harga 40.000 sampai 45.000 rupiah per porsi.
Maincourse seperti chicken steak yang berharga 42.000 sampai Wagyu Rib Eye steak seharga 120.000 rupiah yang masih bisa terjangkau kantong.
Tidak lupa juga tentu tersedia menu Indonesia mulai nasi goreng sampai mie rebus seharga 22.000 – 35.000 rupiah.
Lalu tentunya tersedia juga aneka minuman mulai dar teh panas sampai aneka ice cream yang lebih dari 20 jenis dengan nilai yang terjangkau mulai dari 7.000 sampai 27.000 rupiah.
Malam ini kami memesan 1 porsi mix salad, lemon grass, cappucino sebagai makanan pembuka. Lalu disusul dengan Wagyu Rib Eye steak untukku dan Tenderloin steak untuk istriku untuk disajikan 7 menit kemudian. Menu yang cukup untuk melaksanakan candle light dinner merayakan 34 tahun pernikahan kami.
Walau sempat terjadi miskomunikasi untuk waktu penyajian, tapi candle light dinner kami berjalan romantis dan sajian menu yang dipilih memang te o pe.
Welldone steak yang kami pesan terasa begitu spicy dan juicy karena bumbu yang pas dan cara masak yang tepat. Jadilah Candle light dinner yang tidak direncanakan ini berlangsung dengan mengesankan dan tentu ingin mengulang lagi untuk mengunjungi De Selokaton lain waktu.
Bintang lima untuk De selokaton…!!!