Terinfeksi COVID-19 Sebulan yang Lalu
Terpapar COVID-19 dua kali dalam satu bulan, rasanya Lelah – Masih teringat jelas bagaimana virus COVID-19 yang menjadi pandemi dunia menghampiri keluarga kami bulan lalu. Tepatnya 6 Juli 2021 kami sekeluarga harus melakukan isoman dan istri saya yang paling merasakan penderitaan sakitnya. Sementara, saya hanya merasakan sedikit meriang saja (OTG). Anak perempuan yang berusia 18 tahun bahkan tidak merasakan apa-apa.
Tanggal 14 Juli 2021, hasil tes PCR menunjukkan positif Ct32. Berarti sedang dalam proses penyembuhan dan setelah itu bisa beraktifitas kembali.
Baca juga Wabah COVID-19 Akhirnya Menghampiri Keluarga Kami
Tanda-Tanda Terpapar Virus COVID-19 yang Kedua
Hari Kamis tanggal 5 Agustus 2021 sore, badan terasa agak aneh, seperti meriang. Namun tidak terlalu saya fikirkan, karena saya anggap pengaruh cuaca bediding (kemarau yang dingin) dan saya masih tidur sekamar dengan istri.
Jumat tanggal 6 Agustus sekira pukul 8 pagi, terasa dingin sekali sehabis mandi pagi. Karena masih dianggap cuaca dingin, maka saya tetap beraktifitas kerja seperti biasanya. Tapi anehnya, selama beraktifitas di farm badan terasa agak lemah dan gampang lelah.
Sekitar pukul 13.30, mulai terasa badan panas dan sedikit meriang. Saya putuskan untuk pulang saja, karena jaga-jaga agar saya tidak menularkan gejala sakit ini pada orang lain. Sepertinya gejala yang saya alami adalah tanda-tanda terpapar virus COVID-19 yang kedua kalinya.
Panas dan Demam Mulai Terasa Mendera
Sesampai di rumah, saya coba untuk mengkonsumsi vitamin C dosis 1000 mg dan istirahat rebahan. Panas dan demam mulai terasa mendera, maka diputuskan untuk mulai tidur di kamar lantai atas, alias isoman.
Menjelang malam sekitar pukul 18.30 cek kondisi tubuh dengan melakukan tensi yang menunjukkan 123/86, suhu 37,4 dan saturasi 95%. Masih cukup normal.
Malamnya sekira pukul 23.30, mulai terasa ada peningkatan rasa sakit, terutama di pangkal hidung. Panas masih berkisar pada 37,5 – 37,8. Saya coba kendalikan panas dengan mengkonsumsi banyak air putih. Sering harus jalan ke kamar mandi untuk buang air kecil bukan masalah bagi saya. Yang paling penting, panas tubuh sebisanya harus dikendalikan secara alami.
Kondisi seperti ini terasa hampir semalaman, sehingga mengurangi waktu istirahat tidur. Namun saya masih bisa melewatinya dengan baik tanpa mengkonsumsi antibiotika.
Sakit di Pangkal Hidung Makin Terasa Menyiksa
Tanggal 7 Agustus 2021, setelah sarapan saya cuma mengkonsumi vitamin C, Vitamin D, Clover honey dan propoelix sebagai pensupport makanan yang dikonsumsi. Tapi menjelang tengah malam eskalasi sakit yang terasa di pangkal hidung makin terasa menyiksa.
Pangkal hidung terasa terbakar dan demam juga makin meninggi dengan suhu mencapat 38,1 C. Saya terus untuk minum air putih berkali-kali agar suhu bisa turun. Hasilnya lumayan suhu naik turun sekitar 37,6 – 38 C.
Seperti malam sebelumnya, malam ini pun siksa sakit terasa sepanjang malam dan membuat kurang tidur sampai pagi. Derita sakit sepanjang malam dan tidak bisa tidur membuat badan lemas. Untung saat pagi tiba, rasa sakit agak berkurang demikian juga panasnya.
Akhirnya Saya Konsumsi Antibiotik dan Oseltamivir
Hari Minggu tanggal 8 Agustus 2021, selera makan mulai drop (sangat menurun) dan saya mulai batuk kering. Tetap sarapan dengan segelas susu, telur rebus dan sedikit sekali nasi serta lauknya, tidak lupa vitamin dan suplemen. Makanan cuma lama dikunyah tanpa ditelan, karena saya seperti lupa caranya menelan.
Saat malam tiba, mulailah perjuangan melawan rasa sakit yang makin mendera dan masih tetap di pangkal hidung. Mulai malam ini pula tidur saya diterganggu oleh mimpi-mimpi buruk. Mimpi tentang suatu problem yang tidak jelas dan memaksa saya untuk menyelesaikannya, ini benar-benar melelahkan.
Sekitar pukul 01.15, saya sepertinya tidak kuat dengan sakit yang mendera disertai batuk yang sangat intens sekali. Akhirnya diputuskan untuk minum azithromycin, oseltamivir (yang selama ini saya hindari karena percaya bahwa virus tidak bisa diobati dengan antibiotik apapun) untuk mengobati kemungkinan infeksi sekunder yang disebabkan oleh bakteri. Selain itu saya telan juga obat batuk serta obat demam/pilek yang mengandung paracetamol yang bisa menurunkan panas dan mengurangi rasa sakit yang menyiksa.
Tidak sampai 1 jam rasa sakit dan panas mulai terasa menurun dan saya bisa sedikit istirahat. Saat bangun pagi tubuh masih agak panas dan lemas.
Tes PCR untuk Memastikan Virus COVID-19
Senin 9 Agustus 2021, untuk memastikan penyakit yang menyerang, saya lakukan tes swap PCR di rumah sakit di komplek perumahan. Dua hari kemudian hasil tes menunjukkan bahwa virus yang menyerang adalah virus COVID-19 dengan Ct 20. Dengan demikian terkonfirmasi juga bahwa dalam sebulan 2 kali saya terinfeksi virus COVID-19.
Panas dan sakit yang saya rasakan masih terus mendera, naik turun dan terutama begitu menyiksa di waktu malam hari. Sering saat malam tiba, sakit serta panas agak turun saya coba istirahat. Namun saat-saat seperti ini justru intensitas batuk meningkat sampai diafragma (perbatasan antara rongga dada dan rongga perut) terasa sakit sekali. Belum lagi mimpi-mimpi buruk yang datang saat bisa tertidur.
Ini benar-menyiksa dan terkadang mulai menurunkan mental sehingga mulai berkembang fikiran-fikiran negatif mengiringi mimpi buruk yang selalu datang saat tidur.
Hal lain yang mengganggu perasaan adalah ketika saya dengar dari istri bahwa anak perempuan saya juga mulai demam dan batuk-batuk. Bagaimana pun juga, kali ini istri saya yang baru sembuh dari infeksi COVID-19 harus bertambah bebannya karena harus merawat 2 pasien. Jiwa saya benar-benar mulai terpukul, dan ini merupakan keniscayaan.
Doa dan Mendekatkan Diri pada Sang Penguasa Sangat Membantu Menenangkan Jiwa
Pada kondisi yang tidak menentu dan sulit dihadapi inilah, saya lebih banyak taqwakal, berdoa memohon kesembuhan, berzikir, bertasbih dan membaca ayat-ayat pendek semampu saya, sampai tertidur kelelahan.
Ketakutan, kegalauan menghadapi sesuatu yang menyakitkan dan banyak gejala yang yang sangat membingungkan benar-benar membuat saya pasrah. Ikhlas memasrahkan pada Allaah semuanya, sambil tetap merasakan sakit yang mendera tanpa meninggalkan shalat lima waktu.
Dengan makin mendekatkan diri pada Allaah seperti ini, terasa lebih tenang merasakan sakit. Self healing (SEFT) yang saya pelajari bertahun-tahun lalu hanya mampu saya lakukan 3 kali saja, karena walau cukup membantu, tapi hal itu itu sangat melelahkan bagi saya.
Seminggu Terpapar Virus COVID-19 yang Berakibat Sakit dan Kelelahan Luar Biasa
Tanggal 12 Agustus 2021 deraan sakit dan dan panas mulai terasa menurun. Panas mulai stabil dibawah 37 C membuat saya bisa banyak istirahat, setelah didera rasa sakit luar biasa selama hampir seminggu. Yang mengakibatkan tubuh ini sangat sakit dan lelah yang luar biasa.
Memang panas dan sakit bisa dikatakan tidak lagi datang, tapi batuk dan dan rasa lelah yang luar biasa masih harus diatasi dengan cara yang benar agar tubuh pulih kembali seperti sediakala.
Dua hal yang masih tertinggal saat dimulai pemulihan dari penyakit yang selama ini saya derita, yaitu batuk dan rasa lelah/lemah. Batuk harus dituntaskan karena membuat tubuh makin lemah karena gangguan tidak bisa istirahat yang cukup. Sementara rasa lelah dan lemah harus dipulihkan dengan banyak mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi.
Sidoarjo, 19 Agustus 2021